Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) merupakan ajang kejuaraan tahunan untuk mencari bibit muda dalam rangka pengkaderan atlit-atlit muda sehingga mampu berkompetesi secara profesional hingga ke tingkat nasional. Tahun ini atlit yang diperbolehkan ikut berpartisipasi maksimal kelahiran 1 Januari 2002.
Sperogan, sebutan SMP 2 Pegandon mengirimkan 8 atlit terdiri dari :
- Dua atlit dari cabang atletik atas nama Rizal Khoirul Anam dan Titin Khoirun Nisak
- Satu atlit Pencak Silat atas nama M. Luqmanul Hakim
- Satu atlit Catur atas nama Wakhidatun Nurul Khasanah
- Empat atlit Tenis Meja atas nama Dian Ardiyansyah, Dimas Pariyono, Uswatun Khasanah dan Firda Ayu.
RAIH JUARA UMUM
Kejuaraan O2SN cabang Atletik bertempat di Stadion Baru Kendal dimulai Jam 13.00, Senin 1 Desember 2015. Rizal dan Titin yang masing-masing turun di nomor Lompat Jauh dan Lari 60m berhasil membawa pulang piagam. Titin mampu meraih Juara 2 di cabang Lompat Jauh sementara untuk Lari 60 meter, dia masih belum mampu menembus Final. Sementara Rizal mampu menyabet 2 gelar di dua nomor tersebut yakni meraih Juara 1 Lari 60m dan Juara 2 Lompat Jauh. Perolehan prestasi Rizal ini sekaligus mengukuhkannya untuk membawa pulang piala sebagai Juara Umum Kejuaraan Atletik Putra. “tutur Erni Mudiarti selaku pelatih sekaligus Guru Olahraga”
Sedangkan untuk Tenis Meja yang didampingi 2 pelatih, Kaswanto dan Sumardiyono masih mampu membawa pulang prestasi meskipun tidak sesuai target yang diharapkan. Adalah Uswatun Khasanah yang masih mampu mewmbawa tradisi prestasi di cabang Tenis Meja dengan menyabet Juara 3 Tenis Meja Putri. Sementara 3 atlit lain terhenti maksimal di babak perempat final.
Di cabang catur yang didampingi erwin dan pencak silat yang didampingi arif, masing-masing belum mendapatkan dewi fortuna. Di pencak silat, Lukman gagal melaksanakan laga duel ketika dites berat badannya mengalami penurunan 0,3 kg yang membuatnya harus keluar dari arena. Di cabang catur sendiri, wakhidatun yang tahun lalu meraih Juara 1 tidak mampu bicara banyak setelah dalam 4 pertandingan hanya mampu meraih 1 kemenangan. Setidaknya ini menjadi evaluasi bagi cabang yang belum berhasil baik untuk sekolah maupun personal dari atlit. Karena dewasa ini atlit cenderung mandiri untuk bergabung di berbagai club untuk mengasah kemampuan kompetitifnya.