Peringatan Hari Pohon Sedunia nampaknya belum termplementasi dengan baik oleh masyarakat dunia. Hal ini terbukti dengan keadaan iklim global yang semakin tidak bersahabat. Alam yang semakin tidak bersahabat sebenarnya memberi tanggapan atau keluhan besar akibat ulah manusia sendiri. Tanggapan itu bisa berbentuk kondisi iklim yang semakin memanas, cuaca yang tidak stabil dan puncaknya adalah terjadinya berbagai bencana alam. Terjadinya bencana alam bisa bermula karena ulah manusia yang berefek jangka panjang ataupun kondisi bumi yang semakin menua dan melemah.
Beberapa manusia mengambil langkah-langkah dalam bentuk pertahanan diri, pencarian sumber baru dan adapula dengan cara pencegahan. Pertahanan diri yang dilakukan manusia diantaranya membuat rumah bawah tanah, mempersiapkan persediaan tabungan makanan untuk jangka waktu panjang dan lain sebagainya. Sedangkan pencarian sumber baru ada yang melakukan dengan penjelajahan ruang angkasa untuk mencari tempat tinggal baru yang diperhitungkan mampu dihuni manusia. Misalnya saja, belakangan ini manusia mulai melakukan penelitian di planet Mars yang memiliki banyak kesamaan dengan unsur alam di bumi.
Namun, apakah cara-cara di atas mampu menghindarkan manusia dari bencana? Padahal yang berkehendak untuk memberikan bencana ataupun kebaikan Allah, dan tidak ada satupun yang dapat lari dari kehendak-Nya. Salah satu cara terbaik adalah pencegahan sedini mungkin diantanya dengan menghidupkan pelaksanaan Peringatan Hari Pohon Sedunia.
Seperti halnya yang dilakukan siswa-siswi SMP N 2 Pegandon, mereka memiliki semangat dan mimpi untuk menghijaukan bumi ini dengan semboyannya “Green World”. Dalam merealisasikannya siswa-siswi yang dipelopori oleh pengurus osis ini membuat 2 agenda yaitu :
1. Kerjasama dengan anak-anak mading untuk mensosialisasikan semangat “Green World” dan peringatan Hari Pohon Sedunia melalui media Mading (majalah dinding), papan-papan pengumuman dan di tempat-tempat strategis.
2. Aksi tanam tanaman produktif yang diwakili dari seluruh pengurus OSIS kelas 7 dan 8 serta pengurus senior kelas 9.
3. Gerakan malu membuang sampah di sembarang tempat dengan filosofi utama “Adalah aib besar dan hal yang sangat memalukan jika lingkunganku kotor karena aku dan kita semua”. Khusus point ini diadakan kerjasama dengan bapak/ibu guru khususnya dari pihak Kesiswaan, Pembina osis dan guru BK untuk memberi sanksi berat bagi pelak yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Semangat yang dikibarkan anak-anak ini bukan sesuatu yang dianggap kecil sekalipun yang mereka lakukan masih sebatas di lingkungan sekolah. Pada dasarnya adalah tercapainya suatu impian besar yang direncanakan dengan baik sekaligus dimulai dari hal yang terkecil, akan menuai hasil yang besar dan luar biasa. ***