Senin, 5 Januari 2015, hari pertama semester II, proses pembelajaran belum bisa berlangsung efektif. Usai upacara bendera, para siswa mesti bersih-bersih ruang kelas setelah dua pekan lamanya tidak “dihuni” karena libur semester I. Sementara itu, ruang guru belum usai direnovasi. Para tukang masih sibuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa sekitar 25%. Bukan hanya tukang yang sibuk. Peralihan ruang guru ke ruang Laboratorium IPA, tempat untuk sementara berkantor bagi guru, harus banyak juga berbenah. Selain menata berkas-berkas yang berserakan, juga mesti menyortir berkas-berkas yang masih bisa dimanfaatkan. Tentu saja, pekerjaan ini butuh waktu.

Di sela-sela berbenah, Kepala Sekolah, Bapak Gunadi, S.Pd. memberikan briefing didampingi Kaur Kurikulum, Bapak Sudarmadi, S.Pd. Dalam briefing, kepala sekolah menyampaikan informasi yang terkait dengan Permendikbud No. 160 Tahun 20014, yang poinnya adalah bahwa sekolah yang baru satu semester melaksanakan K-13 harus kembali menerapkan K-2006 mulai semester II. Yang perlu melanjutkan adalah sekolah sasaran (piloting) yang telah melaksanakan K-13 selama tiga semester. Di Kendal ada sekitar 6 SMP yang tetap melanjutkan K-13 pada semester II dan seterusnya.
Berkenaan dengan situasi transisi pelaksanaan kurikulum semacam itu, tentu saja secara teknis berimplikasi terhadap pembagian tugas mengajar. Itulah sebabnya, proses pembelajaran agak tersendat karena Kaur Kurikulum harus menyesuaikan dengan berbagai perubahan akibat masa transisi penerapan kurikulum. Selain itu, guru, khususnya yang telah memiliki sertifikat pendidik, berdasarkan informasi yang langsung disampaikan kepala sekolah, juga mesti mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk verifikasi pasca-sertifikasi. Duh, ternyata kalau sudah menyangkut urusan administrasi semacam ini, suasana jadi super-sibuk.
Semoga suasana super-sibuk semacam itu segera bisa teratasi sehingga anak-anak bisa kembali merasakan suasana pembelajaran yang memikat dan menarik. Apa pun kurikulum yang digunakan, bukankah guru juga yang akan menjadi aktor yang selalu berdiri di garda terdepan? ***